RUJUKAN: Ada Apa Dengan 10 Dzulhijjah?


Ada Apa Dengan 10 Dzulhijjah?

Sesungguhnya di antara hikmah Allah adalah Dia jadikan sebagian makhluk-Nya mengunguli sebagian yang lain. Allah mengutamakan sebagian hamba-hamba-Nya dengan memilih sebagian mereka menjadi Nabi dan Rasul. Diantara mereka ada yang Allah istimewakan menjadi ulul azmi, selanjutnya Allah menjadikan Nabi dan Rasul kekasih-Nya, MuhammadShallallahu alaihi wa Sallamsebagai yang paling utama dan mulia.

            Allah juga mengutamakan beberapa tempat atas tempat yang lain, seperti Makkah al-Mukarramah dan Madinah al-Munawwarah. Begitu pula AllahTa’alamengutamakan sebagian waktu atas sebagian yang lain. Allah-pun menjadikan Ramadhan sebagai bulan yang paling utama, dan lailatul qadar sebagai sebaik-baik malam.

            Allah Ta’alaberfirman; “Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka . Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).” (QS. Al-Qashash: 68)

            Allah Ta’alajuga menjadikan sepuluh hari Dzulhijjah termasuk hari-hari yang paling utama dalam setahun. Ini semua adalah kehendak Allah dan berdasarkan hikmah-Nya. Allah telah mengistimewakannya dengan berbagai keutamaan.

            Allah Ta’alaberfirman; “Demi fajar, dan demi malam yang sepuluh.” (QS. Al-Fajr: 1-2) Bersumpah dengan sesuatu menunjukkan penting dan agungnya sesuatu itu. Ibnu Abbas, az-Zubair, Mujahid, dan banyak ulama salaf maupun khalaf lainnya mengatakan, “Itu adalah sepuluh hari bulan Dzulhijjah.” Ibnu Katsir berkata, “Inilah pendapat yang benar.” (Tafsir Ibnu Katsir, IV/505)

            Allah Ta’alajuga berfirman; “Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak . Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.” (QS. Al-Hajj: 28)

            Ibnu Abbas berkata, “al-Ayyam al-Ma’lumat (hari-hari yang ditentukan) adalah sepuluh hari bulan Dzulhijjah.” (Shahih Al-Bukhari, hal.193)

            Nabi Shallallahu alaihi wa Sallamtelah mengabarkan bahwa sepuluh hari pertama Dzulhijjah adalah hari-hari yang paling utama, dan amal shalih pada waktu itu lebih besar pahalanya dari pada waktu-waktu selainnya.

            Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak ada hari-hari untuk beramal shalih di dalamnya yang lebih Allah cintai dari pada sepuluh hari ini (Dzulhijjah).” Para Shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak pula jihad?” beliau menjawab, “Tidak pula jihad, kecuali orang yang keluar berjihad dengan jiwa dan hartanya lalu ia pulang tanpa membawa apa-apa darinya.” (HR. Bukhari (969) dan Tirmidzi (757))

            Di antara sepuluh hari ini terdapat hari Arafah (9 Dzulhijjah), hari an-Nahr (10 Dzulhijjah), dan hari al-Qarr (11 Dzulhijjah), dan itu merupakan hari-hari yang paling agung di sisi Allah. Di dalam hadits yang shahih disebutkan;

            Dari Abdullah bin Qarth bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya hari-hari yang paling agung di sisi Allah Ta’ala adalah hari an-Nahr (hari menyembelih qurban) lalu hari al-Qarr.” (HR. Abu Dawud, no.1765, dishahihkan Syaikh Al-Albani)

            Dari Aisyah Radhiyallahu anha, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda, “Tiada hari yang lebih banyak Allah membebaskan seorang hamba dari neraka dari pada hari Arafah, kemudia Allah mendekat dan membanggakan mereka di hadapan para malaikat, lalu berfirman, “Apa yang mereka inginkan?” (HR. Muslim, no.1765)

            Hari Arafah adalah hari ampunan dan pembebasan dari neraka, sedangkan puasa pada hari itu akan menghapuskan dosa dua tahun. Di dalam hadits yang shahih disebutkan; dari Abu Qatadah, bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda, “Puasa hari Arafah aku berharap Allah menghapuskan dosa-dosa satu tahun sesudahnya dan setahun sebelumnya.” (HR. Muslim, no.1162)

            Ibnu Hajar berkata, “Yang tampak bahwa sepuluh hari awal Dzulhijjah itu adalah moment terkumpulnya ibadah-ibadah inti, yaitu shalat, puasa, shadaqah, haji. Itu semua tidak didapati pada hari-hari selainnya.” (Fathul Bari, II/360)

            Ibnu Rajab al-Hanbali berkata, “Tatkala Allah Subhanahu wa Ta’alamenjadikan jiwa-jiwa kaum mukminin rindu untuk mengunjungi Baitul Haram, sedangkan tidak setiap orang mampu untuk mengunjunginya setiap tahun, maka Allah wajibkan haji hanya sekali seumur hidup bagi orang yang mampu. Allah juga menjadikan sepuluh hari Dzulhijjah untuk sama-sama beramal antara orang yang berangkat maupun yang tidak berangkat haji, sehingga amal yang dikerjakan di rumah oleh orang yang tak mampu berangkat haji setiap tahun menjadi lebih utama dari pada jihad.” (Lathaiful Ma’arif, hal.310)

            Tidak ada khilaf di kalangan ulama tentang keutamaan sepuluh hari Dzulhijjah dibanding hari-hari lainnya, karena kuatnya dalil-dalil mengenai hal itu. Beda halnya dengan malam hari, yang paling utama adalah sepuluh hari terakhir Ramadhan.

            Imam Ibnul Qayyim berkata, “Dengan diperinci akan hilang keragu-raguan, yang menunjukkan hal itu bahwasanya jika ditinjau dari waktu malam, maka sepuluh malam terakhir pada bulan Ramadhan lebih utama karena terdapat malam Lailatul Qadar di dalamnya. Adapun dari sisi siang hari, maka sepuluh Dzulhijjah lebih utama karena di dalamnya terdapat hari an-Nahr, Arafah, dan Tarwiyah.” (Zaadul Ma’ad, I/57)

            Hendaknya siapa saja yang Allah berikan taufik untuk memahami keutamaan hari-hari ini agar bersungguh-sungguh dan memperbanyak amal shalih di dalamnya. Sepuluh hari ini hanyalah waktu-waktu berbilang kemudian berlalu dengan cepat. Dahulu para Salaf bersungguh-sungguh di dalamnya, bahkan Sa’id bin Musayyib bersungguh-sungguh hingga hampir tidak mampu lagi.

            Diantara amal shalih yang dikerjakan pada hari-hari ini yaitu haji, puasa Arafah, berqurban, sedekah, dan berdzikir kepada Allah.

            Pada hari-hari ini dianjurkan banyak berdzikir secara umum, dan bertakbir secara khusus, sebagaimana diisyaratkan oleh firman Allah Ta’ala, “Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan.” (QS. Al-Hajj:28)

            Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma bahwasanya RasulullahShallallahu alaihi wa Sallam bersabda, “Tiada hari yang lebih agung di sisi Allah, dan amal yang dikerjakan yang dikerjakan di dalamnya melebihi sepuluh hari Dzulhijjah, maka perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid di dalamnya.” (HR. Ahmad dalam al-Musnad, no.5446)

            Semoga Allah memberikan kita kemudahan untuk melaksanakan ibadah qurban dan memberikan kita pahala dengannya. Aamin

sumber: berita islam

0 komentar:

Posting Komentar